Monday, August 5, 2019

Apa itu EV Compensation?

Apa itu EV Compensation? Kapan kita menggunakannya?. Pertanyaan itu sering diucapkan oleh praktisi foto terutama yang menggunakan kamera DSLR/Mirrorless.

Gambar diatas adalah symbol dari EV Compensation. EV Compensation sendiri digunakan saat kita menggunakan menu :
1. Av/A (Aperture Priority)
2. Tv/S (Shutter Priority)

Pada saat kita menggunakan kedua menu diatas maka pencahayaan akan diatur oleh kamera sesuai dengan metering yang kita gunakan. Namun adakalanya hasil pengukuran metering tidak sesuai dengan harapan kita. Misal terlalu terang atau terlalu gelap, bagaimana cara kita menurunkan/menaikkan pencahayaan sedangkan semua sudah otomatis diatur oleh kamera?. Nah inilah fungsi dari EV Compensation. Kita masih bisa menaikkan atau menurunkan tingkat pencahayaan meskipun menggunakan menu Av/Tv.

Saat kita mengaktifkan tombol EV Compensation maka kita bisa menggeser garis (=metering indicator) dari tengah titik nol itu ke arah kanan atau kiri. Jika kita geser ke arah +(plus) maka pencahayaan akan ditambah sampai maksimal 3 Stop. Jika kita geser ke arah -(minus) maka pencahayaan akan dikurangi sampai maksimal 3 Stop.

Mudah bukan?. Untuk contoh praktek dengan hasil fotonya, teman-teman bisa lihat disini. Selamat mencoba, kalian juga boleh bertanya lho.. tulis aja pertanyaan kalian pada kolom komentar, Ok?.

Fotografi itu asyik!!.



Cara menggunakan metering pada kamera

Pernah motret hasilnya terlalu terang/gelap saat menggunakan mode Tv/Av? Mungkin ada kesalahan dalam pengaturan metering. Yuk simak penjelasan berikut.

Fungsi metering adalah untuk pengukuran kecerahan subjek dan memutuskan seberapa banyak
pencahayaan yang terbaik untuk subyek tersebut.
Gambar dibawah ini adalah simbol metering dari 2 kamera yang berbeda.



Average atau Matrix.
Kamera akan mengkalkulasi pencahayaan rata-rata untuk seluruh subyek didalam frame. Kamera menentukan pencahayaan berdasarkan analisis komposisi, warna dan distribusi kecerahan. Direkomendasikan dalam kebanyakan situasi terutama untuk potret lansekap, city scape, pemotretan wide angle.

Center weight average
Kamera masih mengandalkan pengukuran dari rata-rata seluruh frame namun lebih memprioritaskan pengukuran pada bidang tengah foto. Biasanya dipakai untuk portrait, street photography, foto fauna.


Spot
Kamera mengukur kondisi pencahayaan di daerah tengah bingkai setara dengan 2-2,5% dari total luas frame. Direkomendasikan untuk subyek yang mengalami pencahayaan beda kontras yang tinggi atau kondisi dimana latarbelakang jauh lebih terang atau lebih gelap. Pengukuran cenderung mengabaikan intensitas cahaya di luar area tengah itu.

Bagaimana pengaruhnya di foto?, untuk lebih jelasnya kita praktek langsung aja yuk, silahkan lihat disini untuk hasil contoh fotonya. Selamat mencoba.

Fotografi itu asyik!!




Friday, August 2, 2019

Bagaimana memotret menggunakan mode manual (M)?

Pernah kebingungan memotret dengan mode Manual?. Bagaimana hubungan dan perhitungan angka pada diafragma, shutter speed dan ISO?. Yuk kita bahas satu-satu.

Pada shutter speed, angka standar yang tertera adalah seperti berikut :
1s - 1/2s - 1/4s - 1/8s - 1/15s - 1/30s - 1/60s - 1/125s - 1/250s - 1/500s ... dst
Catatan :
Dari 1/60s ke 1/30s pencahayaan naik 1 step atau istilahnya  +(plus) 1 Stop
Dari 1/60s ke 1/250s pencahayaan turun 2 step atau istilahnya -(minus) 2 Stop

Pada Diafragma/Aperture, angka standar yang tertera adalah seperti berikut :
f/1.4 - f/2.0 - f/2.8 - f/4.0 - f/5.6 - f/8 - f/11 - f/16 - f/22
Catatan :
Dari f/4.0 ke f/2.8 pencahayaan naik 1 step atau istilahnya +(plus) 1 Stop
Dari f/4.0 ke f/8 pencahayaan turun 2 step atau istilahnya -(minus) 2 Stop

Pada ISO, angka standar yang tertera adalah seperti berikut :
100 - 200 - 400 - 800 - 1600 - 3200 - 6400
Dari ISO 400 ke ISO 200, pencahayaan turun 1 step atau istilahnya -(minus) 1 Stop
Dari ISO 400 ke ISO 1600, pencahayaan naik 2 step atau istilahnya +(plus) 2 Stop

Mengapa pada kamera ada Aperture dengan angka f/4.5, turun brapa Stop dari f/4?. Ya pada dunia digital ini Aperture kamera bisa lebih detil lagi dibanding jaman analog. Jadi antara f/4 dan f/5,6 masih bisa dibagi lagi diantaranya menjadi f/4.5, f/5 jadi dari f/4 ke f/4.5 = minus 1/3 Stop, f/4 ke f/5 = minus 2/3 Stop, f/5 ke f/5.6 = minus 3/3 Stop = minus 1 Stop. Kira-kira sampai sini paham ya?. Ini berlaku juga untuk ISO dan Shutter speed.

Ok, sekarang kita belajar berhitung yuk.

Misal pencahayaan normal dengan hasil bagus didapat formula seperti berikut,
f/8, ISO400, 1/125s  --> pada metering menunjukkan 0EV
jika Aperture dan ISO dirubah sehingga didapat angka berikut, 
 f/16, ISO100
berapa angka shutter speed agar mendapatkan pencahayaan yang sama (metering menunjukan 0EV)?

Kita bahas satu-satu ya.
Aperture dari f/8 ke f/16 = - 2 Stop
ISO dari 400 ke 100 = - 2 Stop

(-2) + (-2) + ?? = 0 EV
(-4) + ?? = 0 EV
Agar pencahayaan sama maka Shutter speed harus + 4 Stop
dari 1/125s naik 4 stop maka didapatkan angka 1/8s (1/125s-1/60s-1/30s-1/15s-1/8s)


Pertanyaannya adalah, kapan mode manual ini dipakai?. Mode manual ini dipakai saat kita memakai pencahayaan buatan, misal pemotretan dalam studio dengan menggunakan pencahayaan studio flash. Atau saat kita memotret startrail di malam hari. Nanti kita bahas prakteknya di ulasan yang lain... sabarr...

Penjelasan versi visual dapat dilihat disini ya teman-teman, dan jangan lupa untuk subscribe juga ;). Selamat mencoba. Silahkan tinggalkan komen kalau kurang jelas ya.

Fotografi itu asyik!!

Saturday, July 13, 2019

Segitiga Exposure

Pembahasan yang kedua adalah segitiga exposure. Disini kita membahas mengenai bagaimana pencahayaan mempengaruhi hasil dalam memotret; dan bagaimana memanipulasi pencahayaan tersebut.


Ada 3 point penting dalam pengaturan exposure di kamera yaitu :

1. Diafragma/Aperture
Aperture sering disebut dengan diafragma. yaitu lubang yang terletak di belakang lensa dimana besar kecil lubang tersebut bisa diatur. Semakin besar lubang maka cahaya yang masuk lebih banyak (hasil lebih terang), sebaliknya semakin sempit lubang maka cahaya yang masuk lebih sedikit (hasil lebih gelap).
Angka pada diafragma adalah dst.... f/2.8, f/4, f/5.6, f/8... dst.
Catatan :
-f/2.8 bukaan lebih lebar dibanding f/5.6 apalagi f/8
-f/2.8 kedalaman ruang lebih sempit dibanding f/5.6 apalagi f/8, kalau kalian melihat ada subyek orang yang latar belakangnya bokeh/blur nah itu mereka menggunakan bukaan diafragma lebar. Makin lebar makin bokeh latar belakangnya, tapi ini juga ditentukan banyak faktor selain bukaan diafragma lebar antara lain jarak antara subyek dan latar belakang, juga focal length dari lensa yang dipakai.

2. Shutter Speed/Kecepatan Rana
Kecepatan rana ini mengatur seberapa cepat/lambat tirai didepan sensor terbuka/tertutup. Semakin lama terbuka maka semakin banyak cahaya yang masuk/diterima oleh sensor (=gambar semakin terang), begitu juga sebaliknya, semakin cepat buka tutup tirai maka semakin sedikit cahaya yang diterima sensor (=gambar semakin gelap).
Catatan :
-Semakin cepat buka/tutup tirai maka gambar akan semakin freeze/beku/diam. Misalnya kalau kalian motret balap motor, kalau memotret dengan kecepatan rana tinggi maka motor seakan akan diam tidak bergerak. Kalau kalian memotret dengan kecepatan rana agak rendah maka motor akan tampak terseret, istilahnya seperti ada motion/pergerakan subyek yang terseret.
-Angka pada kecepatan rana adalah dst.... 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000... dst
-1/125 lebih lambat dibanding 1/250 apalagi 1/1000

3. ISO
ISO adalah kemampuan film/sensor dalam menangkap gambar dalam keadaan rendah cahaya. atau kepekaan sensor dalam menangkap cahaya.
Catatan :
-Semakin tinggi nilai ISO maka sensor akan semakin peka menangkap cahaya (gambar lebih terang), begitu juga sebaliknya.
-Angka pada ISO adalah dst....100, 200, 400, 800.... dst
-ISO 800 lebih peka dalam menangkap cahaya dibandingkan ISO 400 apalagi ISO 100
-Semakin kecil angka ISO maka kualitas gambar akan semakin jernih. Semakin besar ISO kualitar gambar berkurang, biasanya ditandai dengan timbul bintik-bintik atau biasa sering disebut dengan "grain"

Untuk lebih jelasnya, ilustrasi penggunaan Diafragma, ISO dan Shutter Speed beserta contoh-contoh fotonya bisa dilihat disini. Jangan lupa subscribe juga ya teman-teman. Selamat mencoba.

Fotografi itu asyik!!

Friday, July 12, 2019

Bagaimana cara kerja kamera DSLR?

Ini adalah pengetahuan dasar jika kalian ingin belajar tentang fotografi. Setidaknya tahu bagaimana cara kerja kamera kita dalam mengambil gambar. Langsung aja ya...


Gambar diatas adalah komponen utama dalam kamera DSLR. Yuk kita bahas satu-satu.

Pada awalnya gambar/cahaya akan diterima oleh lensa (1), lensa ini ada banyak sekali, biasanya dibagi menjadi beberapa group berdasarkan fungsinya masing-masing. Beberapa lensa dilengkapi dengan coating. Fungsi coating juga macam-macam, salah satunya adalah untuk menghilangkan flare matahari. Tau kan flare?, kalau kita memotret pas didepan atas kita ada matahari biasanya ada bias bias cahaya bundar yg mengganggu hasilnya.

Setelah melewati lensa maka cahaya akan melewati aperture ring (2), aperture ring ini adalah lubang yang besar kecilnya bisa diatur. Fungsinya untuk membatasi seberapa banyak cahaya yang boleh lewat. Efeknya tentu berhubungan dengan gelap terang hasilnya ya.

Lanjut, setelah melalui aperture ring cahaya akan mengenain cermin utama (3) dan cermin kedua (4). Dari cermin utama cahaya melewati focusing screen(8). Kalau di kamera analog istilahnya lebih dikenal dengan kaca buram. Dari kaca buram cahaya dibelokkan oleh Penta Prisma (5). Nah kalau kalian punya kamera Mirrorless, komponen nomor 3 dan 5 ini ditiadakan, jadi bisa menghemat bentuk fisik jadi lebih kecil.
Kembali lagi ke pembahasan, dari prisma cahaya dibelokkan/dipantulkan dan diteruskan melewati viewfinder(10). Viewfinder ini yang biasanya kita intip dan keliatan gambarnya secara realtime.
Sedangkan cahaya yang melewati cermin kedua akan diteruskan ke sensor fokus, biasanya disebut dengan phase detection. Dari sensor fokus inilah nanti informasi dikirim ke prosesor dan selanjutnya prosesor akan memerintahkan motor untuk memaju/mundurkan lensa agar fokus.

Pada saat jari telunjuk kita menekan tombol shutter di kamera maka yang terjadi adalah Mirror(3) akan terlipat keatas dan cahaya tidak lagi dipantulkan ke Prisma sehingga mata kita juga tidak dapat melihat melalui viewfinder saat Mirror/Cermin terlipat keatas.
Saat Cermin terlipat maka cahaya akan diteruskan kebelakang melewati Curtain(7) atau tirai. Tirai ini nantinya akan terlipat keatas. Saat tirai terlipat ke atas maka gambar/cahaya akan diterima oleh sensor gambar(9), gambar yang diterima oleh sensor ini yang kemudian direkam di kartu penyimpanan.

Perlu diketahui bawah Tirai ini punya kecepatan tertentu dalam melipat, istilahnya shutter speed. Apa sih itu?... pelan-pelan ya, nanti akan dibahas di ulasan yang lain.

untuk penjelasan ini ada di youtube lho, bisa klik disini. Jangan lupa subscribe juga ya :D. 

Fotografi itu asyik!!